Atasi Kepunahan Duku Jambi

Duku sebagai salah satu buah primadona masyarakat Jambi kini semakin berkurang, baik luas areal pertanamannya maupun jumlah produksi perbatangnya. Hal ini akibat tingginya serangan  penyakit “mati meranggas” yang disebabkan jamur Phytophtora Palmivora sehingga banyak tanaman duku masyarakat mati. Jamur ini termasuk tular tanah, proses penyebarannya sangat cepat, sebab terbawa aliran air, udara, maupun benda apa saja yang bersentuhan dengan tanaman terkontaminasi penyakit.

Artikel ini sudah terbit dimedia online sekato.id

Duku Jambi Primadona yang Hampir Punah

Duku Jambi terkenal karena kekhasan cita rasanya, selain manis juga gurih. Buah asli Jambi dengan nama Lansium domesticum Corr ini menjadi primadona masyarakat Jambi, khususnya daerah Kumpeh dan Selat. Dua daerah ini terkenal sebagai penghasil buah duku dengan cita rasa yang gurih. Ciri khas dari duku Kumpeh dan Selat adalah legit, tidak terlalu manis dan jarang terserang hama. Biasanya jika sudah mencicipi buah duku Kumpeh dan Selat, rasanya tidak mau berhenti memakannya.

artikel ini sudh terbit dimedia online sekato.id

Podcast Media Komunikasi Penyuluhan Pertanian

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, semoga kedepan semakin banyak materi-materi yang bisa di share. [bagi yang download kami harapkan untuk memberikan komentar dan masukan agar blog ini tetap eksis, serta memberikan like, komen dan subscribe pada channel youtube henry oerban dengan link https://www.youtube.com/c/henryoerban%5D

Pengelolaan Tanah Berkelanjutan

Pertanian berwawasan lingkunganbertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tani dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk dan obat-obatan an-organik. Selain itu program juga mengarahkan kelompok dampingan untuk melakukan diversifikasi usaha berdasar potensi lokal yang ada di daerah pedesaan misalnya pengembangan sektor peternakan, perikanan, penyediaan pupuk dan pestisida organik secara mandiri, dan pengolahan hasil pertanian.            

Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional. Dampak negatif dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunnya keanekaragaman hayati, ketidak berdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas yang akan ditanam. Penggunaan pestisida yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan berdampak pada kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, dan juga berdampak pada kehidupan biota tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan hama penyakit dan degradasi biota tanah.

Pengendalian Hama Penyakit Karet

Kerusakan dan kematian tanaman merupakan masalah yang sangat penting dalam budidaya tanaman karet. Kerusakan dan kematian tersebut umumnya disebabkan oleh gangguan hama maupun penyakit. Berbagai usaha dilakukan untuk menanggulangi gangguan tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit.

Hama adalah organisme yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu bahkan bisa mematikan tanaman. Kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama nilainya cukup berarti ditinjau dari segi ekonomi (Setyamidjaja, 2004).

Hama yang sering menyerang tanaman karet diantaranya adalah insekta, molusca dan binatang memamalia. Hama-hama ini bisa merusak tanaman pada fase pembibitan, fase penanaman bahkan sampai pada fase produksi.

Guna menghindari risiko kerusakan akibat gangguan hama dan penyakit maka diperlukan usaha pengendalian hama penyakit secara tepat, yakni tepat guna, tepat sasaran dan tepat waktunya. Istilah pengendalian bukanlah berarti memusnahkan hama sampai habis (pemberantasan), tetapi menekan populasi hama.

Pengendalian hama penyakit mutlak diperlukan agar produktivitas karet tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya. Sebab tanaman karet yang dirusak oleh hama akan terganggu produktivitasnya dan hal ini bisa menyebabkan menurunnya harga jual dari lateks yang dihasilkan oleh karet. Pada akhhirnya akan merugikan petani ataupun perusahaan yang membudidayakan karet sebagai sebuah komoditas unggulan pertanian.

Sistem Pertanian Organik

A. Latar Belakang

        Banyak teriakan positif dan negative atau geliat usaha pasca pemerintah mengeluarkan program “Pro Green” atau “Go Organik 2010” baik geliat pemerintah sendiri maupun swasta/NGO-LSM dan masyarakat. Hal ini pula menjadi pekerjaan rumah dan tantangan kita bersama untuk mengawal dan mensukseskan program yang sustainable (berkelanjutan) ini. Jelas program ini positif, tinggal bagaimana mengaplikasikannya secara ril dan bertanggungjawab. Program ini bukan cuma di Indonesia menggema, dunia tentunya, itu karena demi mengantisipasi atau Stop Global Warming, namun Indonesia menjadi sorotan dunia (hulu) program ini, karena Indonesia paru-paru dunia. Maka banyak dana/hibah menggelontor ke Indonesia, sebut misalnya bantuan Pemerintah Jerman melalui program Industrial Efficiency and Pollution Control (IEPC) – Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW) dll. Pemerintah dan unsur swasta (CSR) harus transparan dan adakan ekstra sosialisasi di masyarakat termasuk petani/pekebun.

                  

Mengenal Bahan Organik Pertanian

Dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas produk yang berorientasi eksport, khususnya kekuatan ekonomi di Eropa dan AS yang dengan ketat telah mensyaratkan peraturan bebas residu pestisida, pupuk kimia serta herbisida sintetik, maka aplikasi pertanian organik pada tanaman hias dan hortikultura, tanaman pangan, perkebunan serta budidaya pertanian secara umum perlu memperoleh perhatian untuk dikembangkan, karena relatif tidak mencemari lingkungan, efek residunya relatif pendek dan kemungkinan hama tidak mudah berkembang menjadi tahan terhadap pestisida organik maupun nabati.

           

Pertanian Organik, Antara Tuntutan dan Kendala

Trend masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) telah menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat sekitar 20% per tahun. Sehingga diperkirakan pada tahun 2010 pangsa pasar dunia terhadap produk pertanian organic akan mencapai U$ 100 milyar. Namun masih banyak petani dan dunia pertanian yang belum terlalu interest untuk menjadikan pertanian organik sebagai pilihan utama dalam budidaya pertanian. Sehingga kerusakan lingkungan masih terus terjadi. Kata kunci: kerusakan lingkungan, pertanian organik, pembangunan pertanian Banyak teriakan positif dan negative atau geliat usaha pasca pemerintah mengeluarkan program “Pro Green” atau “Go Organik 2010” baik geliat pemerintah sendiri maupun swasta/NGO-LSM dan masyarakat. Hal ini pula menjadi pekerjaan rumah dan tantangan kita bersama untuk mengawal dan mensukseskan program yang sustainable (berkelanjutan) ini. Jelas program ini positif, tinggal bagaimana mengaplikasikannya secara ril dan bertanggungjawab. Program ini bukan cuma di Indonesia menggema, dunia tentunya, itu karena demi mengantisipasi atau Stop Global Warming, namun Indonesia menjadi sorotan dunia (hulu) program ini, karena Indonesia paru-paru dunia

Artikel ini dipublis ulang oleh https://adoc.pub/pertanian-organik-antara-tuntutan-dan-kendala-oleh-hendri-ya.html

Tempat Berbagi Manfaat

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai